Sore itu saya lagi menikmati leyeh-leyeh
di masjid sekolah. Karena memang minggu-minggu itu penuh dengan rezeki ala
tugas-tugas sekolah. Bukan cuman itu, jadwal yang begitu padat serta ulangan
semester satu yang diselenggarakan tepat sebulan setelah KBM, membuat para guru
memaksa murid-murid untuk menelan semua topik ulangan semester satu yang
sebajibun itu! Kontan kami murid-murid harus rela menggunakan Free time
kami untuk terus berkuat dengan buku, buku dan buku.
Kami semua capek, tak terkecuali
saya yang manusia biasa. Saya tiduran di pinggir masjid sambil melihat awan
yang silih-berganti ditiup angin. Awan itu penuh dengan kedamaian. Tidak
seperti saya sore ini yang sangat-sangat letih. Ingin rasanya seperti burung terbang
kesana-kemari bebas tanpa beban. Kalaupun burung itu ada beban juga tinggal
terbang, cari sesuatu yang menyenangkan, dan selesai. Kalau manusia?
Otak saya mulai berkerja. Saya jadi
mikir. Saya disini lelah karena berbuat sesuatu yang insyaallah bermanfaat.
Sedangkan orang-orang yang di luar? Mereka ngapain? Sibuk? Sibuk ngapain?
Disini saya seharusnya lebih bersyukur. Bisa berbuat sesuatu. Disibukkan oleh sesuatu untuk diri saya sendiri bukan orang lain. Kalau menghasilkan sesuatu toh juga saya sendiri yang metik, bukan mereka. Kenapa saya harus mengeluh karena hal sepele; capek seperti ini. Tak mengelarkan masalah malahan nambah masalah.
Disini saya seharusnya lebih bersyukur. Bisa berbuat sesuatu. Disibukkan oleh sesuatu untuk diri saya sendiri bukan orang lain. Kalau menghasilkan sesuatu toh juga saya sendiri yang metik, bukan mereka. Kenapa saya harus mengeluh karena hal sepele; capek seperti ini. Tak mengelarkan masalah malahan nambah masalah.
Sedangkan di luar sana orang-orang
sangat butuh sekali kesibukkan. Terutama ibu-ibu indonesia yang pecinta gosip.
Mereka sangat butuh kesibukkan yang positif. Dari pada sibuk nge-gosip yang
mendatangkan petaka, mbok yao mending bikin acara sharing ketrampilan
bersama, atau sharing resep masakan, atau malah mengkaji al-Qur’an atau
hadist. Itu malah lebih bermanfaat dan mendatangkan rezeki dari pada nge-gosip
nggak karu-karuan. Bukan begitu?
Namun, beda lagi orang yang sudah
mempunyai kesibukkan tapi kesibukkan yang negatif. Mereka orang-orang yang
merugi. Udah capek tapi malah dapet petaka! Contoh: tukang judi, tukang adu
ayam, lintah darat, wanita penjual diri, dsb. Mereka kosong. Rugi. Tak berarti.
Oleh karena itu, para pembaca yang setia mari kita intropeksi diri pribadi
supaya kita tidak termasuk orang yang merugi.
uhuy..nak gojali teruskan ye nulisnye :D - ane suka sama tulisannye :)) - semangat :D
hehehe, trims :)